Bismillah
Pemateri Al-Ustadz:
NURUDDIN ABU FAYNAN حفظه الله تعالى
Dalam kehidupan ada perjuangan untuk mendapatkan kebahagiaan untuk bertemu dan berkumpul dengan keluarga,maka kenikmatan yang tidak bisa dibayangkan adalah tatkala satu keluarga masuk Syurga bersama.
Allah subhanahu wa t’aala berfirman dalam surat Al A’raf: 58,
“Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Tuhan; dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannya yang tumbuh merana. Demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.”
Maka penting bagi kita untuk memiliki keluarga yang istiqamah,
❓ Dari mana asal mula keluarga istiqamah?
yaitu dari istri yang shalihah,maka dalam Islam untuk membentuk keluarga istiqamah adalah dengan memilih istri yang shalihah/suami yang shalih.
Keturunan yang shalih, keluarga yang shalih adalah nikmat yang indah,kita tidak akan mampu mengukur nilai kenikmatan tersebut kecuali yang belum atau tidak memiliki keluarga.
Maka sudah selayaknya bagi kita untuk bersyukur kepada sang pemberi nikmat.
✅ Diantara bentuk yang nampak untuk mensyukuri nikmat keluarga dan keturunan adalah baiknya kita dalam memelihara mereka sesuai dengan pengurusan yang syar’i.
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّكُمْ رَاعٍ فَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ، وَالمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ، وَالعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ، أَلاَ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Amir (kepala Negara), dia adalah pemimpin manusia secara umum, dan dia akan diminta pertanggungjawaban atas mereka. Seorang suami dalam keluarga adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Seorang istri adalah pemimpin di dalam rumah tangga suaminya dan terhadap anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Seorang hamba sahaya adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya, dia akan dimintai pertanggungjawaban atasnya. Ketahuilah, bahwa setiap kalian adalah pemimipin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas siapa yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari no. 2554 dan Muslim no. 1829)
📌Maka orang yang belum menikah belum mengetahui nikmat ini,orang yang menikah dalam rangka beribadah kepada maka Allah akan memberikan rezeki kepada mereka.
Rasulullah mengingatkan kenikmatan dalam berkeluarga dalam hadits,
Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
السَّفَرُ قِطْعَةٌ مِنَ الْعَذَابِ ، يَمْنَعُ أَحَدَكُمْ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ وَنَوْمَهُ ، فَإِذَا قَضَى نَهْمَتَهُ فَلْيُعَجِّلْ إِلَى أَهْلِهِ
“Safar adalah bagian dari adzab (siksa). Ketika safar salah seorang dari kalian akan sulit makan, minum dan tidur. Jika urusannya telah selesai, bersegeralah kembali kepada keluarganya.” (HR. Bukhari no. 1804 dan Muslim no. 1927).
Ini mengisyaratkan tentang nikmatnya berkeluarga.
❓ Lalu dari mana asal mula keluarga?
Menurut kaidah Islam asal mula keluarga dimulai dari pernikahan,yang kemudian memiliki keturunan.
❗ Bahkan Rasulullah shalallahu ‘Alahi Wa Sallam mensyariatkan kita untuk menikah ,dan melarang untuk terus dalam keadaan melajang.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي
“Barangsiapa membenci sunnahku, maka ia bukan golonganku.” (HR. Bukhari dan Muslim)
📌Bahkan rasulullah pun menganjurkan untuk memperbanyak anak karena anak merupakan keberkahan dan nikmat yang besar.
Seandainya ada anak yang meninggal sebelum balig maka akan jadi syafaat bagi kedua orang tuanya jika orang tuanya sabar,berharap keberkahan dan mengharap pahala disisi Allah.
Di dalam sebuah hadis disebutkan,
عَنْ أَبِي حَسَّانَ، قَالَ: قُلتُ لأَبِي هُرَيْرَةَ: إنَّه قدْ مَاتَ لِيَ ابْنَانِ، فَما أَنْتَ مُحَدِّثِي عن رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وَسَلَّمَ بحَدِيثٍ تُطَيِّبُ به أَنْفُسَنَا عن مَوْتَانَا؟ قالَ: قالَ: نَعَمْ، صِغَارُهُمْ دَعَامِيصُ الجَنَّةِ يَتَلَقَّى أَحَدُهُمْ أَبَاهُ، أَوْ قالَ أَبَوَيْهِ، فَيَأْخُذُ بثَوْبِهِ، أَوْ قالَ بيَدِهِ، كما آخُذُ أَنَا بصَنِفَةِ ثَوْبِكَ هذا، فلا يَتَنَاهَى، أَوْ قالَ فلا يَنْتَهِي، حتَّى يُدْخِلَهُ اللَّهُ وَأَبَاهُ الجَنَّةَ
Dari Abu Hassan radhiyallahu ’anhu, ia berkata, ‘Saya memberitahu Abu Hurairah, bahwa dua orang anakku telah meninggal dunia. Adakah berita (hadis) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam yang dapat Engkau sampaikan kepadaku yang dapat menyenangkan hati kami berkenaan dengan anak kami yang meninggal itu?’ Abu Hurairah menjawab, ‘Ada! Anak-anak kecil (yang meninggal) menjadi kanak-kanak surga, ditemuinya kedua ibu bapaknya, lalu dipegangnya pakaian ibu bapaknya – sebagaimana saya memegang tepi pakaian ini – dan tidak berhenti (memegang pakaian) sampai Allah memasukkannya dan kedua ibu bapaknya ke dalam surga.’” (HR. Muslim no. 2635)
Maka memiliki keturunan merupakan kenikmatan yang besar.
📌 Keluarga merupakan pondasi dalam membangun umat, ubin pertama dalam membangun masyarakat dimulai dari keluarga .
Tatkala ubin ini kuat maka bangunan pun akan kuat dan sebaliknya.
Maka agama islam berusaha memotivasi kita untuk membenahi keluarga,dan yang perlu diperhatikan untuk membangun pondasi islami, Keluarga istiqamah yaitu dengan memilih istri yang memiliki akidah yang benar,ini merupakan penopang utama untuk membangun rumah tangga yang istiqamah.
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda,
“Wanita dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya; maka pilihlah wanita yang taat beragama, niscaya kamu beruntung .”
HR. Al-Bukhari (no. 5090) kitab an-Nikaah , Muslim (no. 1466) kitab ar-Radhaa’ , Abu Dawud (no. 2046) kitab an-Nikaah , an-Nasa-i (no. 3230) kitab an- Nikaah , Ibnu Majah (no. 1858) kitab an-Nikaah , dan Ahmad (no. 9237).
Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma , ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ
“ Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan terbaik dan terbaik perhiasan dunia adalah wanita salehah .” (HR.Muslim, no.1467)
✅Islam memberi bimbingan kepada para wali,yaitu untuk menerima lelaki yang agamanya lurus yang istiqamah dan shaleh.
Dari Abu Hatim Al Muzanni radhiallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
إذا جاءَكم مَن ترضَونَ دينَه وخُلقَه فأنكِحوهُ ، إلَّا تفعلوا تَكن فتنةٌ في الأرضِ وفسادٌ
“Jika datang kepada kalian seorang lelaki yang kalian ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah dan kerusakan di muka bumi” (HR. Tirmidzi no.1085. Al Albani berkata dalam Shahih At Tirmidzi bahwa hadits ini hasan lighairihi).
🌺Dengan berkumpulnya suami shaleh dan istri yang shalihah maka atas izin Allah akan membentuk rumah yang istiqamah dan makmur dengan ibadah, penuh dengan ketaatan kepada Allah.
Kehidupan berumah tangga itu indah dengan keimanan,bukan semata dengan harta maupun jabatan.
❓ Pendidikan untuk membentuk keluarga yang istiqamah tanggung jawab siapa?
✅Yang pertama di lakukan adalah dengan melakukan upaya sebelum pernikahan yaitu dengan memilih suami yang shaleh atau istri yang shalihah agar memiliki keturunan yang baik terutama bagi seorang perempuan karena ibu merupakan madrasah pertama.Maka dengan memilih wanita yang beragama baik akan beruntung karena ibu yang shalihah adalah tanah yang baik bagi tanamannya.
📌Islam sangat memperhatikan manusia dalam segala aspek kehidupan, termasuk mengajarkan seorang suami untuk mempergauli istri dengan baik,
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda,
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Seandainya jika salah seorang di antara kalian mendatangi istrinya lalu mengucapkan ‘BISMILLAH, ALLOHUMMA JANNIBNASY SYAITHOONA WA JANNIBISY SYAITHOONA MAA ROZAQTANAA’ (Dengan nama Allah, Ya Allah jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa telah Engkau rezekikan kepada kami), lalu ditakdirkan menjadi anak dari mereka berdua, maka setan tidak akan membahayakannya.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 5165 dan Muslim, no. 1434]
📌 Diantara perhatian Islam adalah do’a.
Doa kepada Allah adalah manhajnya para nabi dan orang orang shaleh dalam setiap keadaan,maka pentingnya berdoa kepada Allah sebelum dikaruniai keturunan, sebagimana Nabi Zakaria ‘alaihi salam.
▪Doa Nabi Zakaria dalam Surah Ali Imran : 39,
رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
Artinya: “Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik dari sisiMu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.”
Nabi Zakaria menginginkan keturunan yang shaleh yang akan menjadi penyejuk matanya.
▪Kita dapati juga dalam Al Qur’an ,istri imran berdoa kepada Allah saat sedang hamil, begitupun saat sedang melahirkan,
Lihat surat Al Imran 35-36
Ingatlah), ketika isteri ‘Imran berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
(Al Imran : 35)
Maka tatkala isteri ‘Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: “Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk”.
(Al Imran : 36)
Hendaklah kita bertaqwa kepada Allah terhadap anak anak kita,maka diantara sebabnya penyimpangan anak anak adalah dari orang tua,diantara manusia ada orang yang meremehkan putra putrinya,tidak mengajarkan aqidah dan prinsip prinsipnya,tidak mendidiknya diatas aqidah.
▪Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
“Barang siapa yang melalaikan pendidikan anaknya dengan hal-hal yang bermanfaat serta meninggalkannya secara sia-sia, maka berarti telah berbuat buruk kepada anak seburuk-buruknya. Kebanyakan anak menjadi rusak adalah disebabkan orang tuanya, karena tidak adanya perhatian kepada mereka, serta tidak diajarkan kepada mereka kewajiban-kewajiban agama dan sunah-sunnahnya.”
📌Maka mendidik anak bagaikan memelihara benih yang kecil, butuh perawatan secara sempurna, begitupun dalam pendidikan agama, memberikan pantauan dan arahan sehingga ketika mereka besar mereka tumbuh diatas kebaikan agama.
❗ Jika anak-anak disepelekan dalam hal pendidikan agama,maka ketika besar sulit untuk di perbaiki.
Diantara kejahatan yang paling jahat adalah tidak melaksanakan shalat berjamaah dimesjid bagi anak laki laki,dengan sebab tidak ditanamkan sejak dini oleh orangtuanya untuk mencintai agamanya, mereka tidak dibiasakan untuk pergi ke mesjid. Maka sangat penting bagi orang tua untuk menanamkan ajaran islam kepada anak sejak dini.
Maka untuk membentuk keluarga istiqamah, pendidikan anak adalah tanggung jawab orang tua,dan mereka (orang tua) dan akan di mintai pertanggungjawaban di akhirat dengan apa yang dipimpinnya.
Rasulullah shalallahu ‘Alahi Wa Sallam bersabda,
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
📌Ketika Allah tabaraka wa ta’la mewanti wanti kepada nabi Adam alaihi salam terhadap gangguan syaitan,
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman.”
(Quran surat Al A’raf: 27)
❗Akibat dari melanggar perintah Allah tersebut bukan dinisbatkan kepada istrinya (hawa) melainkan kepada Nabi Adam alaihi salam.Maka dengan begitu tanggung jawab keluarga secara umum ada pada kedua orang tua, akan tetapi pertanggungjawaban secara khusus ada dipundak seorang ayah.
Rasulullah shalallahu ‘Alahi Wa Sallam bersabda,
Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah (suci). Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani.” (HR Bukhari dan Muslim)
❓ Pondasi membentuk keluarga dimulai dari mana?
Yaitu membangun keluarga diatas aqidah, orang tua bertanggung jawab kepada keluarganya diatas aqidah yang benar.
Dari akidah akan membuahkan segalanya,orang tua bertanggung jawab untuk mendidik anak anak diatas akidah yang benar.
Berbeda ketika orang tua tidak memiliki aqidah yang benar maka tidak akan tenang kehidupannya.
Apabila keluarga berhias diri diatas aqidah yang benar maka akan beres masalah dalam keluarga dan selamat dari berbagai penyimpangan dan tinggi kedudukannya.
❗Tidak akan selamat dihari kiamat semua makhluk dihadapan Allah kecuali bagi orang yang mati diatas akidah yang benar.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ . إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“Hari dimana tidak akan bermanfaat saat itu harta dan juga anak-anak, kecuali orang yang datang kepada Allah ‘Azza wa Jalla di hari kiamat dalam keadaan dia memiliki jantung yang selamat.” (QS. Asy-Syu’ara'[26]: 88)
Aturan dalam kehidupan ini harus timbul dari aqidah.
Adapun tanda tanda keluarga istiqamah,Yaitu membina keluarga diatas akidah yang benar.
1) istiqamah diatas ketaatan kepada Allah , keluarga istiqamah adalah keluarga yang jika berkata,mereka mengatakan hal hal yang baik saja atau diam ,mereka tidak membicarakan keburukan kaum muslimin.
Mereka sibuk bersyukur dan berfikir dan berdzikir.Karena Lisan yang selamat adalah cerminan dari akidah yang baik.
Al-Bukhari dalam kitab Shahihnya no. 6475 dan Muslim dalam kitab Shahihnya no. 74 meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda.
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam”
📌 Jika hati kita takut kepada Allah maka kita akan takut membicarakan orang lain.
Buah yang paling baik dari keluarga yang istiqamah adalah muamalah yang baik.
Tidak menyakiti tetangganya dengan tangan,lisan maupun sikapnya.
Mereka berpegang teguh diatas agama Allah,berjalan diatas ketaatan kepada Allah , sehingga jika ada salah seorang keluarga meninggal termasuk orang yang dikatakan Allah dalam Qur’an surat fushilat : 30,
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.
✅Ketika istiqamah hatinya maka istiqamah lisannya, luhur budi pekertinya, tidaklah mereka melakukan sesuatu kebaikan kecuali dalam rangka mengharapkan ridho Allah subhanahu wa ta’ala.
📌Diantara indikator rumah tangga istiqamah lainnya adalah memakmurkan rumah Allah,menunaikan zakat serta berbuat baik kepada sesama manusia.
Allah Ta’ala berfirman,
رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَام dan الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ
Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) membangun sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut pada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (QS. An Nur : 37)
📝 Iman adalah ketundukan kepada Allah, diantara bentuk keimanan kepada Allah atau buah dari keluarga yang istiqamah yaitu berbuat baik kepada Allah dengan menolong mereka yang kesusahan.
Nabi shalallahu ‘Alahi Wa Sallam bersabda,
“Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik (sempurna) akhlaknya.“ (HR. Tirmidzi no. 1162. Lihat Ash-Shahihah no. 284.)
🌺Buah manis yang akan dirasakan oleh keluarga yang istiqamah adalah menempati Syurga Allah.
Kegelisahan mereka selama di dunia akan hilang ketika berada dipintu Syurga,sebagai mana yang dikatakan dalam Al Qur’an,
“Mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. Adapun kenikmatan rohani yang mereka terima adalah ungkapan syukur kepada Allah dan ketenangan batin.”
Surat Fatir Ayat 34
Semoga Allah mudahkan kita untuk membentuk keluarga istiqamah berlandaskan aqidah islam yang benar.Aamiin
Insyaallah bersambung_______