بسم الله والحمدلله
Rujukan Kitab: منهاج الفرقة الناجية والطائفة المنصورة
Manhaj al Firqatun Najiyah wa ath Thaifah al Manshurah
karya Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu Rahimahullahu Ta’ala
Pemateri Al-Ustadz:
ABU AINUN WAHIDIN, Lc. حفظه الله تعالى
Pengertian
Manhaj adalah cara beragama/metode beragama
Al Firqah An Najiyyah adalah golongan yang di selamatkan Allah
At-thaifah Al-manshurah adalah golongan yang ditolong Allah
Kenapa di sebut Al firqah an-najiyyah ?
Karena mereka adalah orang-orang yang berpegang kuat kepada agamanya,berpegang kuat kepada wahyu dalam menjalankan agamanya yang senantiasa belajar agama dengan Al Qur’an dan hadits.
Kenapa di sebut at-thaifah Al manshurah?
Karena mereka menjalankan agama tidak asal terima begitu saja , sehingga dalam masalah agama mereka memiliki tanggung jawab dan tidak asal menerima pengetahuan.
Maka, dalam masalah dunia saja kita selektif ,tidak mengiyakan apa yang di katakan orang serta tidak coba coba,apalagi dalam hal beragama maka haruslah lebih selektif lagi.
Mereka (At thaifah Al manshurah) adalah orang-orang yang di tolong oleh Allah, mereka berpegang kuat kepada agama dan tetap istiqamah meskipun mereka diberikan julukan julukan yang jelek sekalipun.
Maka hendaknya kita berpegang kepada wahyu yaitu Al Qur’an dan as Sunnah ,tidak asal-asalan dalam beragama.
Allah berfirman dalam Al Qur’an,
Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab: “(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”.
(Surat Al-Baqarah Ayat 170)
Pertanyaannya adalah,bagaimana jika nenek moyang pada zaman dahulu ternyata tidak tahu beragama? maka alasan sudah ada sejak zaman dulunya harus kita ketahui pada zaman mana dan siapa ,jika ada pada zaman nabi maka tentu akan ada tuntunannya.
______________________
Perumpamaan orang yang berdoa kepada selain Allah
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al Qur’an surat Al Hajj : 73,
“Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, mereka tidak akan dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Sama lemahnya yang menyembah dan yang disembah.”
Ini menunjukkan amat lemahnya yang mereka sembah dan lemah pula yang menyembah,manusia yang meminta kepada selain Allah maka dia lemah
Allah membahasakan dengan dubab (Lalat), ini menunjukan bahwa hal sekecil apapun mereka tidak mampu,apalagi hal besar seperti mengabulkan doa.
Lalat adalah makhluk paling mudah penciptaannya menurut Allah ,maka bagaimana mereka meminta kepadanya.
Ini permisalan untuk yang meminta kepada selain Allah dan peringatan yang keras bagi mereka.
Allah mengajak manusia semuanya agar mereka sadar untuk tidak menggantungkan kebutuhan apapun kepada yang lemah,apalagi kepada orang yang sudah mati, padahal ada Rabb kita Al hayyu Al Qayyum yang Maha Hidup. Lantas mengapa meminta kepada yang sudah mati?
Allah ingin mengajak kita bicara agar kita mendengar permisalan yang agung ini.
Sesungguhnya para wali dan orang orang shaleh dan yang lainnya yang biasa mereka mintai doa adalah seorang hamba yang sama sama memiliki kewajiban untuk beribadah kepada Allah.
Allah berfirman dalam Al Qur’an surat Al Ankabut:2,
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?
Mereka akan di uji terutama dalam masalah tauhid,semakin tauhid maka semakin kuat ujiannya.
Apakah sihir itu ada?
Jawabannya Ada ,dalilnya ada pada surat Al Baqarah: 102,
“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.”
Orang yang mempelajari sihir maka telah kufur.
Allah berfirman dalam surat Ar ra’d : 14,
“Hanya kepada Allah doa yang benar. Berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat mengabulkan apa pun bagi mereka, tidak ubahnya seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air agar (air) sampai ke mulutnya.”
Allah mengatakan ” lahu da’watul Haq”
(Hanya kepada Allah meminta doa yang Haq)
Orang yang bertauhid ia meyakini hanya Allah yang berhak di pinta doa yang benar.
Maka meminta kepada selain Allah adalah bathil dan sesat. Allah mengatakan orang yang berdoa kepada selainnya maka tidak akan dikabulkan sedikit pun.
Dan ini adalah ciri orang muwahiddin, maksud muhawiddin (orang yang mentauhidkan Allah) adalah orang yang menggantungkan dirinya kepada Allah saja. Sebagaimana lafadz dzikir Lailahaillallah wahdahula syarikalah lahul mulku walahul hamdu yuhyi wayumitu wahuwa ala kulli syai-in qadir. Artinya: “Tidak ada Tuhan selain Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.”
Maka selain Allah adalah makhluk biasa yang memiliki kewajiban untuk beribadah kepada Allah.
Pada surat ar ra’d: 14 Allah memberikan perumpamaan seperti orang yang menciduk air agar airnya masuk ke mulut akantetapi air tersebut tidak sampai karena tangannya terbuka.
Jikapun ia memaksa untuk air itu niscaya tidak akan sampai ke mulutnya kecuali hanya membuang waktu saja.
Maka jelaslah disini bahwa berdoa meminta kepada selain Allah adalah kekufuran dan kesia-siaan.
Keyakinan seorang muslim adalah yang mendatangkan manfaat dan menolak madhorot adalah Allah , fenomena yang terjadi dikalangan manusia adalah meyakini jimat bisa mendatangkan manfaat maupun madhorot,maka tidaklah pantas Allah disejajarkan dengan jimat jimat ini.
Ayat ini memberikan faidah bahwa berdo’a adalah ibadah, maka wajib berdoa hanya kepada Allah,dan orang orang yang meminta kepada selain Allah tidak memberikan manfaat tidak juga mengijabahi doa sedikitpun, perumpamaannya seperti orang yang berdiri dipinggir sungai yang akan mengambil air minum dengan tangan terbuka,maka sampai kapanpun tidak akan bisa.
Bagaimana jika ternyata dikabulkan apa yang diminta?
Maka kembali lagi ke surat Al Ankabut:2.
Mutlaq Allah yang mengabulkan sehingga Allah tahu siapa saja keimanannya yang jujur dan dusta.
Allah berfirman dalam Al Qur’an surat Al Mulk:2,
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
Kemudian Allah menghukumi orang yang meminta kepada selain Allah dengan kekufuran,doa mereka adalah sesat,maka
Berhati hatilah mintalah kepada Al Qadir yang mampu mengabulkan sehingga kita menjadi seorang mukmin yang muwahhid.
Apa itu washilah(perantara) yang sebenarnya?
Lihat surat Al isra : 57
“Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah). Mereka mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya. Sungguh, azab Tuhanmu itu sesuatu yang (harus) ditakuti.”
Ini adalah bantahan bagi syubhat tentang memahami washilah yang keliru.
Maka sangat penting bagi kita membaca tafsirnya ,jangan memahami ayat Al Qur’an dengan pikiran.
As-Saddi telah meriwayatkan dari Abu Saleh, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan Firman-Nya:
Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah)
Para nabi mereka mencari pendekatan kepada Allah yaitu mereka berlomba lomba agar mereka dekat kepada Allah, mereka mengeluarkan kemampuan,memporsir dengan cara mengamalkan amal amal shaleh yang bisa mendekatkan diri kepada Allah dan agar bisa mendapatkan rahmatnya,dan mereka pun takut kepada siksa Nya dan mereka pun menjauhi segala sesuatu yang bisa mengantarkan kepada siksa.
Lihatlah para nabi, kita pernah mendengar bahwa Nabi shalallahu alaihi wa salam berpuasa pada Senin dan Kamis ,kenapa demikian?hari Senin adalah hari kelahir.an ,kamis : diangkatnya amal ke langit
Kita pernah mendengar Nabi pernah shalat malam sampai kakinya bengkak.
Ini jawaban bahwa mereka mengejar Rahmat Allah ,kedekatan mereka dg Allah dengan cara mengamalkan amal shaleh.
Jadi washilah adalah dengan mengerjakan amal shaleh.
Jika kita ingin dekat dengan Allah maka perbanyak amal shaleh semampu kita.
Misalnya dengan mudah memaafkan ,bisa dengan sifat maupun tidak menyimpan dendam kepada orang.
Sebagaimana ada salah satu kisah menarik dari pada zaman Nabi shalallahu alaihi wa salam,
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Kami sedang duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliau pun berkata, ‘Akan muncul kepada kalian sekarang seorang penduduk surga.’ Maka munculah seseorang dari kaum Anshar, jenggotnya masih basah terkena air wudhu, sambil menggantungkan kedua sendalnya di tangan kirinya. Tatkala keesokan hari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan perkataan yang sama, dan munculah orang itu lagi dengan kondisi yang sama seperti kemarin. Tatkala keesokan harinya lagi (hari yang ketiga) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengucapkan perkataan yang sama dan muncul juga orang tersebut dengan kondisi yang sama pula. Tatkala Nabi berdiri (pergi) maka ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash mengikuti orang tersebut lalu berkata kepadanya, “Aku bermasalah dengan ayahku dan aku bersumpah untuk tidak masuk ke rumahnya selama tiga hari. Jika menurutmu aku boleh menginap di rumahmu hingga berlalu tiga hari?” Maka orang tersebut menjawab, “Silakan.”
Anas bin Malik melanjutkan tuturan kisahnya,
“Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash bercerita bahwasanya ia pun menginap bersama orang tersebut selama tiga malam. Namun ia sama sekali tidak melihat orang tersebut mengerjakan shalat malam. Hanya saja jika ia terjaga di malam hari dan berbolak-balik di tempat tidur maka ia pun berdzikir kepada Allah dan bertakbir, hingga akhirnya ia bangun untuk shalat Shubuh. ‘Abdullah bertutur, ‘Hanya saja aku tidak pernah mendengarnya berucap kecuali kebaikan.’
Dan tatkala berlalu tiga hari –dan hampir saja aku meremehkan amalannya- maka aku pun berkata kepadanya, ‘Wahai hamba Allah (fulan), sesungguhnya tidak ada permasalahan antara aku dan ayahku, apalagi boikot. Akan tetapi aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata sebanyak tiga kali bahwa akan muncul kala itu kepada kami seorang penduduk surga. Lantas engkaulah yang muncul, maka aku pun ingin menginap bersamamu untuk melihat apa sih amalanmu untuk aku teladani. Namun aku tidak melihatmu banyak beramal. Lantas apakah yang telah membuatmu memiliki keistimewaan sehingga disebut-sebut oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam?’ Orang itu berkata, ‘Tidak ada kecuali amalanku yang kau lihat.’ Abdullah bertutur,
فَلَمَّا وَلَّيْتُ دَعَانِي، فَقَالَ: مَا هُوَ إِلَّا مَا رَأَيْتَ، غَيْرَ أَنِّي لَا أَجِدُ فِي نَفْسِي لِأَحَدٍ مِنَ الْمُسْلِمِينَ غِشًّا، وَلَا أَحْسُدُ أَحَدًا عَلَى خَيْرٍ أَعْطَاهُ اللهُ إِيَّاهُ . فَقَالَ عَبْدُ اللهِ هَذِهِ الَّتِي بَلَغَتْ بِكَ، وَهِيَ الَّتِي لَا نُطِيقُ
‘Tatkala aku berpaling pergi, ia pun memanggilku dan berkata bahwa amalannya hanyalah seperti yang terlihat, hanya saja ia tidak memiliki perasaan dendam dalam hati kepada seorang muslim pun dan ia tidak pernah hasad kepada seorang pun atas kebaikan yang Allah berikan kepada yang lain.’ Abdullah berkata, ‘Inilah amalan yang mengantarkan engkau (menjadi penduduk surga, pen.) dan inilah yang tidak kami mampui.” (HR. Ahmad, 3: 166. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim)
Maka lakukanlah amalan amalan yang mungkin mendekatkan diri kita kepada Allah semampu kita.
Wasilah adalah istilah lain dari Tawashul
Contoh ceritanya adalah ashabul Kahfi
1)Tawashul itu bisa dengan amal shaleh sebagaimana orang yang terjebak di gua
Yang mana amal shalehnya adalah -berbakti kepada orang tua
-Menolak berzina
-Menjaga amanah
2)Tawashul dengan nama nama Allah
lihat Qur’an surat Al A’raf: 180,
“Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”
3)Tawashul dengan doa orang shaleh yang masih hidup,atau bisa juga kepada orang tua.
Bagaimana cara agar diampuni dari dosa syirik ?
Yang pertama kita tahu dosa syirik itu dosa besar , meskipun namanya syirkul asghar yang diantara contohnya Riya,
Nabi shalallahu alaihi wa salam mengatakan “Sesungguhnya yang paling kutakutkan atas kalian ialah syirik kecil”. Mereka bertanya, “Apakah syirik kecil tersebut wahai Rasulullah?” Jawab Beliau, “Riya’ ”. (H.R. Ahmad dengan sanad yang shahih)
Meksipun ini syirik asghar tapi Nabi shalallahu alaihi wa salam takut dengan hal ini.
Kalau bagaimana agar dosa syirik ini ampuni Allah?
1)taubatan nasuhaa/mengakui kesalahan
2) bertekad kuat tidak akan mengulanginya
3) melepas,jika masih ada jampe jampe atau jimat maka buanglah,jika berhubungan dengan hak orang lain maka kembalikanlah
4) berusaha merubah akhlaq menjadi baik , mengedepankan agama menyamping kan syahwat
Dan hanya dosa syirik yang membutuhkan istighfar /taubat nasuha
Adapun dosa dosa kecil bisa terhapus dengan amal shaleh.
Dosa dosa besar lainnya juga harus taubat,hanya saja yang paling puncak adalah syirik,ciri ciri dosa besar yaitu adanya hukuman khusus di dunia (had), contohnya, zina, kenapa? Ada hukuman secara khusus di dunia yaitu diranjam,hukum untuk membunuh adalah dibunuh lagi kecuali keluarga memaafkan,hukum mencuri dipotong tangan, kemudian liwath (mendatangi dari dubur) hukumannya dijatuhkan dari bangunan paling tinggi.
Dosa besar harus bertaubat secara khusus sebagaimana dia berbuat dosa Syirik,adapun dosa kecil terhapus dengan amal shaleh.
Bagaimana memastikan bahwa kita berada pada golongan yang selamat?
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَإِنَّ بَنِى إِسْرَائِيلَ تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِى عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً كُلُّهُمْ فِى النَّارِ إِلاَّ مِلَّةً وَاحِدَةً قَالُوا وَمَنْ هِىَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِى
“Sesungguhnya Bani Israil terpecah menjadi 72 golongan. Sedangkan umatku terpecah menjadi 73 golongan, semuanya di neraka kecuali satu.” Para sahabat bertanya, “Siapa golongan yang selamat itu wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Yaitu yang mengikuti pemahamanku dan pemahaman sahabatku.” (HR. Tirmidzi no. 2641. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan). Jadi, yang mengikuti pemahaman para sahabat, itulah yang selamat.
Siapa yang tata cara beragama ku hari ini
Dalil untuk berpegang teguh dengan Al Qur’an dan hadits disebutkan dalam Muwatho’ Imam Malik,
إني قد تركت فيكم ما إن اعتصمتم به فلن تضلوا أبدا كتاب الله وسنة نبيه الحديث
“Aku telah tinggalkan bagi kalian dua perkara yang kalian tidak akan sesat selamanya jika berpegang teguh dengan keduanya yaitu: Al Qur’an dan Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam” (HR. Al Hakim, sanadnya shahih kata Al Hakim).
Dalam hadist lain Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda,
“Aku wasiatkan pada kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat (pada pemimpin) walaupun seorang budak Habasyah. Sesungguhnya barangsiapa diantara kalian yang hidup sesudahku, dirinya akan menjumpai perselisihan yang banyak, maka wajib atas kalian berpegang dengan sunahku dan sunah para khulafaur rasyidin yang mendapat pentunjuk. Berpegang teguhlah dengannya, gigitlah dengan gigi geraham. Hati-hati kalian dari perkara yang baru dalam agama, sesungguhnya setiap perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah sesat“. HR Abu Dawud no: 4607. at-Tirmidzi no: 2676. Beliau berkata hadits hasan shahih.
Berarti kita harus mengikuti para sahabat Radhiyallahu Anhum
Gigit Sunnah nabi dengan gigi geraham
Hati hati dengan perkara baru dalam agama yang diada adakan.
Apakah 72 golongan itu akan masuk Syurga?
Ia,tapi terancam dulu dengan neraka.
Dari Abu Wail, dari ‘Abdullah, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ ، لَيُرْفَعَنَّ إِلَىَّ رِجَالٌ مِنْكُم ْ حَتَّى إِذَا أَهْوَيْتُ لأُنَاوِلَهُمُ اخْتُلِجُوا دُونِى فَأَقُولُ أَىْ رَبِّ أَصْحَابِى . يَقُولُ لاَ تَدْرِى مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ
“ Aku akan mendahului kalian di al haudh (telaga). Dinampakkan di hadapanku beberapa orang di antara kalian. Ketika aku akan mengambilkan (minuman) untuk mereka dari al haudh, mereka dijauhkan dariku. Aku juga berkata, ‘Wahai Rabbku, ini adalah umatku.’ Lalu Allah berfirman, ‘Engkau sebenarnya tidak mengetahui bid’ah yang mereka buat sesudahmu .’ (HR.Bukhari, no.7049)
Dalam cerita lain dikatakan,
إِنَّهُمْ مِنِّى . فَيُقَالُ إِنَّكَ لاَ تَدْرِى مَا بَدَّلُوا بَعْدَكَ فَأَقُولُ سُحْقًا سُ حْقًا لِمَنْ بَدَّلَ بَعْدِى
“(Wahai Rabbku), mereka betul-betul pengikutku. Lalu Allah berfirman, ‘Sebenarnya kamu tidak mengetahui bahwa mereka telah mengganti ajaranmu setelahmu.” Kemudian aku (Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam) mengatakan, “Celaka, celaka bagi orang yang telah menggantikan ajaranku sesudahku.” (HR.Bukhari, no.7051)
Insyaallah bersambung_______