Bismillah Resume kajian
❝ TAFSIR QS. SABA 23 ❞
🔖 KAJIAN KITAB
تيسير العزيز الحميد في شرح كتاب التوحيد
Taysirul ‘azizil Hamid fi Syarhi Kitabittauhid
Karya: Syaikh Allamah Sulaiman bin Syaikh Abdullah bin Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab Rahimahumullahu Ta’ala

Pemateri Al-Ustadz:
ABU IBROHIM ABDUL KHALIQ, Lc., M.H.I. حفظه الله تعالى

Bab tentang firman Allah ta’ala dalam Al Qur’an surah sabaa : 23

Tidaklah berguna syafaat (pertolongan) di sisi-Nya, kecuali bagi orang yang diizinkan-Nya sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hatinya, mereka berkata, “Apa yang difirmankan Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Kebenaran.” Dialah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar.

📌Mushanif ingin menjelaskan dalam bab ini sehingga apabila dicabut ketakutan di hati mereka(malaikat) ,malaikat yang lain bertanya apa yang dikatakan Rabb kalian, maka Jibril menjawab yang Allah firmankan tidak lain adalah kebenaran karena dia dzat yang maha tinggi dan besar

📌Mushonif ingin menjelaskan bahwa malaikat adalah makhluk yang paling besar dan kuat, mereka adalah yang banyak diibadahi oleh orang musyrik dahulu pada zaman Nabi, namun keadaan mereka saat mendengar wahyu Allah mereka tersungkur dan bersujud, saking takutnya mereka sampai menjadikan mereka pingsan.

❗Para malaikat saja keadaannya seperti ini, ini menunjukkan mereka makhluk lemah yang tidak berhak di ibadahi bersama Allah, maka, mereka tidak berhak diibadahi karena tidak memiliki apa apa, mereka tidak bisa dijadikan perantara yang memberi syafaat, ini di nafiikan (ditolak) Allah, maka selain malaikat lebih tidak berhak lagi.
Allah menyebut bahwa dahulu orang musyrik menganggap malaikat sebagai anak Allah.

▪Lihat surat Al anbiya 26-28
Dan mereka berkata, “Tuhan Yang Maha Pemurah telah mempunyai anak.” Maha suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. Allah mengetahui segala sesuatu yang di hadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tiada memberi syafaat, melainkan kepada orang yang diridhai Allah; dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya. Dan barang siapa di antara mereka mengatakan, “Sesungguhnya aku adalah tuhan selain dari Allah, ” maka ia Kami beri balasan dengan Jahanam, demikianlah Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang zalim.”

▪Dalam hadist shahih,
Dari abu Hurairah Radhiyallahu Anhu dari Rasulullah shalallahu ‘Alahi wasalam,
“Ketika Allah menetapkan suatu urusan di langit, malaikat lantas meletakkan sayapnya dalam rangka tunduk pada perintah Allah. Firman Allah yang mereka dengarkan itu seolah-olah seperti suara gemerincing rantai di atas batu. Hal ini memekakkan mereka. Apabila rasa takut telah dihilangkan dari hati mereka, mereka mengucapkan, “Apa yang telah difirmankan oleh Rabb kalian?” Mereka menjawab, “Perkataan yang benar. Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar.”

“Setan-setan penyadap berita itu pun mendengarkan berita itu. Para penyadap berita itu posisinya saling bertumpuk-tumpukkan. Sufyan menggambarkannya dengan memiringkan telapak tangannya dan merenggangkan jari-jemarinya. Jika setan yang di atas mendengar berita itu, maka segera disampaikan kepada setan yang berada di bawahnya. Kemudian yang lain juga menyampaikan kepada setan yang berada di bawahnya hingga sampai kepada tukang sihir dan dukun.”

“Terkadang setan penyadap berita itu terkena api sebelum sempat menyampaikan berita itu. Terkadang pula setan itu bisa menyampaikan berita itu sebelum terkena api. Lalu dengan berita yang didengarnya itulah tukang sihir atau dukun membuat 100 kedustaan. Orang-orang yang mendatangi tukang sihir atau dukun pun mengatakan, “Bukankah pada hari ini dan itu, dia telah mengabarkan kepada kita bahwa akan terjadi demikian dan demikian?” Akibatnya, tukang sihir dan dukun itu pun dipercaya karena satu kalimat yang telah didengarnya dari langit. (HR. Bukhari no. 4800).

📌Dalam hadist ini disebutkan bahwa
Apabila Allah “menetapkan suatu urusan” maksudnya adalah apabila Allah berbicara.
Ketika Allah hendak menyampaikan Wahyu kepada nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam, Allah akan memerintahkan Jibril, untuk menyampaikan Wahyu tersebut.
📌 Ketika itu malaikat mendengar firman Allah (ini menunjukkan bahwa Allah berbicara dan ada suara yang di dengar oleh malaikat), dalil ini membantah kelompok Mu’tazilah dan As’ariyah yang menafiikan (menolak) Allah ada suara.

📌Maka malaikat mendengar Allah berbicara kepada Jibril sehingga mereka pingsan(saking takutnya),saat rasa takut mereka di cabut dari hati mereka maka mereka tersadar ketika mereka bertanya kepada Jibril “Jibril berkata Allah tidak berfirman kecuali hanya kebenaran”.
Jadi ketika Allah menyampaikan beritanya dilangit Maka malaikat ini mengepakkan sayapnya karena tunduk kepada Allah. Ketika Allah menyampaikan firman-nya dilangit,maka para malaikat mengepakkan sayapnya karena tunduk terhadap firmannya,seperti silsilah (rantai yang ditarik diatas batu)saking takutnya mereka
Beliau (Nabi shalallahu ‘alahi wasalam) ketika mendengar wahyu yang disampaikan Jibril, terdengar seperti suara lonceng yang sangat keras.

▪Diriwayatkan dalam kitab shahih Imam Bukhari, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِذَا قَضَى اللهُ الأَمْرَ فِيْ السَّمَاءِ ضَرَبَتْ المَلاَئِكَةُ بِأَجْنِحَتِهَا خُضْعَانًا لِقَوْلِهِ، كَأَنَّهُ سِلْسِلَةٌ عَلَى صَفْوَانٍ يَنْفُذُهُمْ ذَلِكَ، âحَتَّىٰ إِذَا فُزِّعَ عَن قُلُوبِهِمْ قَالُوا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ ۖ قَالُوا الْحَقَّ ۖ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُá فَيَسْمَعُهَا مُسْتَرِقُ السَّمْعِ، وَمُسْتَرِقُ السَّمْعِ هَكَذَا بَعْضُهُ فَوْقَ بَعْضٍ – وَصَفَهُ سُفْيَانٌ بِكَفِّهِ، فَحَرَّفَهَا وَبَدَّدَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ – فَيَسْمَعُ الْكَلِمَةَ فَيُلْقِيْهَا إِلَى مَنْ تَحْتَهُ، ثُمَّ يُلْقِيْهَا الآخَرُ إِلَى مَنْ تَحْتَهُ، حَتَّى يُلْقِيْهَا عَلَى لِسَانِ السَّاحِرِ أَوْ الكَاهِنِ، فَرُبَمَا أَدْرَكَهُ الشِّهَابُ قَبْلَ أَنْ يُلْقِيَهَا، وَرُبَمَا أَلْقَاهَا قَبْلَ أَنْ يُدْرِكَهُ، فَيَكْذِبُ مَعَهَا مِائَةَ كَذِبَةٍ، فَيُقَالُ: أَلَيْسَ قَدْ قَالَ لَنَا يَوْمَ كَذَا وَكَذَا؟ فَيُصَدَّقُ بِتِلْكَ الْكَلِمَةِ الَّتِيْ سُمِعَتْ مِنَ السَّمَاءِ

“Apabila Allah menetapkan suatu perintah di atas langit, para malaikat mengibas-ngibaskan sayapnya, karena patuh akan firman-Nya, seolah-olah firman yang didengarnya itu bagaikan gemerincing rantai besi (yang ditarik) di atas batu rata, hal ini memekakkan mereka (sehingga jatuh pingsan karena ketakutan), “sehingga apabila telah dihilangkan rasa takut dari hati-hati mereka, mereka berkata: “apakah yang telah difirmankan oleh Tuhanmu? Mereka menjawab: “ (perkataan) yang benar, dan Dialah yang maha tinggi lagi maha besar”, ketika itulah (syetan-syetan) pencuri berita mendengarnya, pencuri berita itu sebagian diatas sebagian yang lain – Sufyan bin Uyainah menggambarkan dengan telapak tangannya, dengan direnggangkan dan dibuka jari jemarinya – ketika mereka (penyadap berita) mendengar berita itu, disampaikanlah kepada yang ada di bawahnya, dan seterusnya, sampai ke tukang sihir dan tukang ramal, tapi kadang-kadang syetan pencuri berita itu terkena syihab (meteor) sebelum sempat menyampaikan berita itu, dan kadang-kadang sudah sempat menyampaikan berita sebelum terkena syihab, kemudian dengan satu kalimat yang didengarnya itulah tukang sihir dan tukang ramal itu melakukan seratus macam kebohongan, mereka mendatangi tukang sihir dan tukang ramal seraya berkata: bukankah ia telah memberi tahu kita bahwa pada hari anu akan terjadi anu (dan itu terjadi benar), sehingga ia dipercayai dengan sebab kalimat yang didengarnya dari langit”.

Maka mendengarlah para pencuri berita langit,lihat surat Al Jinn : 9
_”Dan sesungguhnya kami (jin) dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mencuri dengar (berita-beritanya). Tetapi sekarang siapa (mencoba) mencuri dengar (seperti itu) pasti akan menjumpai panah-panah api yang mengintai (untuk membakarnya”
Mereka mendengar suara malaikat yang sedang membicarakan firman Allah
“Maka kami menjaga firman tersebut dari syaitan yang durhaka kecuali para pencuri berita,maka mengikuti mereka bintang yang sangat jelas”_

Ketika mereka mencuri maka segera mereka dilempari bintang

Dari Sahabat ‘Abdullah bin ‘Abbas Radhiyallahu anhu, ia berkata: Salah seorang sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari kaum Anshar menceritakan padaku. Ketika mereka duduk-duduk bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu malam, ada bintang (mateor) jatuh memancarkan cahaya. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada mereka: “Apa ucapan kalian pada masa jahiliyah ketika ada lemparan (mateor) seperti ini?” Mereka menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang mengetahui, dulu kami katakan, ‘pada malam ini telah dilahirkan seorang yang terhormat dan telah mati seorang yang terhormat,’ lalu Rasulullah menjelaskan: “Sesunguhnya bintang itu tidaklah dilemparkan karena kematian seseorang dan tidak pula karena kelahiran seseorang. Akan tetapi Tuhan kita Tabaaraka wa Ta’ala, apabila telah memutuskan sebuah perkara, bertasbihlah para malaikat yang membawa ‘Arasy. Kemudian diikuti oleh para malaikat penghuni langit yang di bawah mereka, sampai tasbih itu kepada para malaikat penghuni langit dunia. Kemudian para malaikat yang di bawah para malaikat pembawa ‘Arasy bertanya kepada para malaikat pembawa ‘Arasy, Apa yang dikatakan Tuhan kita? Lalu mereka memberitahu apa yang dikatakan Tuhan mereka. Maka malaikat penghuni langit dunia saling bertanya pula di antara sesama mereka, sehingga berita tersebut sampai ke langit dunia. Maka para jin berusaha mencuri dengar, lalu mereka sampaikan kepada wali-walitnya (tukang sihir). Sehingga mereka dilempar dengan bintang-bintang tersebut. Berita itu mereka bawa dalam bentuk yang utuh, yaitu yang sebenarnya tetapi mereka campur dengan kebohongan dan mereka tambah-tambahkan”. [HR Muslim].

❗Padahal gerhana terjadi bukan karena matinya atau lahirnya seseorang. Karena ia adalah bintang yang Allah lempar kepada syaitan yang mencuri berita langit.
❌ Apalagi sebagian orang langsung berdo’a ketika melihat bintang jatuh ini anggapan yang jahil.

🔸Syaitan tidak bisa menembus langit pertama, sebagaimana ketika Nabi shalallahu ‘alahi wasalam di isra kan. Beliau bisa masuk ke tiap langit karena di izinkan oleh malaikat yang menjaga disana, Beliau naik ke langit pertama baru ke langit kedua dan seterusnya .

🔸Saat Jibril mendapatkan Wahyu, Jibril turun ke tiap langit, setiap turun para malaikat bertanya kepada Jibril ,sampai ke langit dunia .
🔸Saat Jibril berada diatas awan di langit Dunia maka terjadi dialog tersebut
Disana a ada syaitan yang bersembunyi dibawah langit pertama tadi untuk menunggu berita berita tadi untuk di sampaikan ke syaitan dibawahnya sampai ke syaitan yang ada di dunia, terkadang mereka bisa menyampaikan ke dunia karena tidak terkena lemparan bintang atau terkadang sebelum mereka sampai mereka sudah terbakar lantaran terkena bintang.
🔸Syaitan sangat banyak, mereka beranak pinak, dan banyak jenisnya ada yang terbang ,dilaut ,dihutan dll
Ketika malaikat turun dan dia diatas awan kemudian dia menyebutkan wahyu dilangit, kemudian syaitan yang mencuri berita mereka menyampaikan ini kepada dukun dukun yang kemudian mereka mencampur berita ini dengan 100 kebohongan. Gara gara pernah satu kali dia menyampaikan dan betul terjadi, satu kebenaran sudah membuat pengaruh besar dan banyak orang percaya kepada mereka maka kebohongan yang dibuat sedemikian rupa akhirnya dikatakan kebenaran.

📌 Malaikat adalah makhluk Allah yang kuat , hebat, berfisik besar, namun mendengar wahyu dari Allah mereka takut sampai pingsan ,mereka baru tersadar ketika Allah izinkan, ini menunjukkan mereka makhluk yang tidak bisa menguasai diri sendiri maupun memiliki kekuatan, jika itu benar tentu mereka akan mampu mendengar firman Allah.
❌Mereka (malaikat) adalah makhluk yang terbesar yang diibadahi kebanyakan manusia padahal tidak berhak diibadahi.

▪Al Mushanif membawakan Hadist ke 2

Dari Nawwas bin Sam’an Radhiyallahu ‘Anhum, beliau menuturkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila Allah hendak mewahyukan perintahNya, maka dia firmankan wahyu itu, dan langit-langit bergetar dengan keras karena takut kepada Allah. Lalu apabila para malaikat penghuni langit mendengar firman tersebut, pingsanlah mereka dan bersimpuh sujud kepada Allah Ta’ala. Maka malaikat yang pertama kali mengangkat kepalanya adalah Jibril, dan ketika itu Allah firmankan kepadanya apa yang Dia kehendaki dari wahyuNya, kemudian Jibril melewati para malaikat. Setiap dia melalui satu langit, ditanya oleh malaikat penghuninya: ‘Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan kita wahai Jibril?’. Jibril menjawab: ‘Dia firmankan yang benar,’ dan Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. Dan seluruh malaikat pun mengucapkan seperti yang diucapkan Jibril itu. Demikianlah, sehingga Jibril menyampaikan wahyu tersebut sesuai yang telah diperintahkan Allah Ta’ala kepadanya.”
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ibnu Abi Hatim sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Ibnu Katsir Rahimahullah di dalam kitab tafsirnya.

Ini dalil bahwa Allah maha tinggi dan besar.

▪Lihat Qur’an surah sabaa : 22
Katakanlah (Muhammad), “Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah! Mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarah pun di langit dan di bumi, dan mereka sama sekali tidak mempunyai peran serta dalam (penciptaan) langit dan bumi dan tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya.”

📝Diantara faidah yang disebut oleh Syaikh Adalah sebagai hujjah dari berbagai kesyirikan terutama terhadap orang orang shaleh/ayat ini dikatakan untuk memotong akar akar kesyirikan dalam hati.

📌 Ketika seseorang beribadah kepada sesuatu mereka menganggap yang di ibadahi memiliki sesuatu setidaknya satu dari 4 hal atau semuanya,
1)yang berhak diibadahi adalah yang memiliki sesuatu
Padahal selain Allah tidak ada yang memiliki sesuatu apapun meskipun sebesar semut merah,sesuatu yang tidak memiliki apapun tidak berhak di ibadahi
2)mungkin mereka tidak menciptakan tapi mereka menganggap (sesuatu yang mereka ibadahi) punya andil/ikut kerja sama padahal tidak ada sedikitpun memiliki peran dari mereka dalam penciptaan sehingga mereka boleh dimintai, Allah tidak berserikat siapapun dalam menciptakan langit dan bumi.
3)mereka tidak pula menolong Allah dalam penciptaan langit dan bumi
4) mereka (malaikat) memiliki kedudukan dan Syafaat disisi Allah
Maka Allah berfirman,
“Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafa’at mereka sedikitpun tidak berguna kecuali sesudah Allah mengijinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai(Nya)“. [An-Najm/53 : 26]

مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ
“Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya” [Al-Baqarah/2 : 255]

Jika malaikat saja(makhluk yang sangat taat kepada Allah dan tidak pernah bermaksiat kepada Allah) dihilangkan 4 hal ini maka apalagi kepada selain mereka.

Insya Allah bersambung_____________